Politik Umar bin Khattab Ra.



Politik Umar bin Khattab ra.
 
1.   Membangun Markas di Madinah
Pada masa khalifah Umar ra. Madinah ditetapkan sebagai pusat pemerintahan yang didalamnya diatur tata administrasi. Setelah runtuhnya kaisar Persia, kawasan di belahan timur seperti Irak, Syam dan Mesir berada dibawah pemerintahan Umar Ra. Barulah,
setelah itu dilakukan pembangunan institusi-institusi administrasi, seperti pembangunan baitul mal. Pembangunan institusi tersebut tentunya ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

2.   Metode Pengambilan Hukum
Umar ra. adalah sosok figur yang mengedepankan musyawarah, hal ini tercermin dalam kehidupan politiknya. Umar ra. senantiasa meminta pendapat para sahabat Rasul saw. seperti Abbas bin Abdul Muthalib, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Bahkan, Umar ra. pernah meminta pendapat kepada putrinya Hafsah.
Khalifah Umar ra. tidaklah mengetahui bagaimana keadaan rakyat yang berada dalam pemerintahannya. Maka, cara yang Umar ra. gunakan adalah dengan keliling kota Madinah pada malam hari. Suatu malam, Umar ra. kedapatan rumah yang terkunci pintunya, akan tetapi terdengar suara tembang wanita :
(Malam yang panjang terus berlalu * Namun tiada yang menemaniku)

Kemudian, terdengar syair lain yang mengungkap rasa kesepian wanita tadi,

(Umar ra. kurang bijak dan terlalu * yang menjauhkanku dari suamiku)

Politik Umar Ra. tidak lepas dari sebab-akibat yang kelak terjadi pada rakyatnya, sehingga setelah mendengar suara wanita tersebut, Umar ra. bergegas kembali ke rumah dan menanyakan hal itu kepada putrinya Hafsah. Akhirnya, pendapat yang dulu menyatakan kepergian tentara muslim selama 6 bulan, dihapus menjadi 4 bulan.
Itulah sebagian dari politik sayyidina Umar ra. dalam menghukumi suatu masalah yang secara langsung bertanya pada objeknya yaitu kesepian seorang wanita jika ditinggal suaminya lebih dari 4 bulan.

0 komentar:

Posting Komentar