Di Rumah beliau kota Rabat |
Nama beliau adalah Sidi Muhammad bin Hamzah bin Sidi Muhammad bin
Qasim bin Moulay al-Arobi bin Ali bin Muhammad bin Moulay Ahmad bin Sidi
Abdullah bin Husen bin Isa bin Isa bin Sidi Ahmad bin Yusuf bin Waliyullah Sidi
Genoun bin Imran bin Abdur Rahman bin Sulaiman bin Hasan bin Sidi Imran bin
Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Waliyullah Sidi Genoun 1 bin Ahmad bin Maulana
Idris II [pendiri kota Fes Maroko] bin Maulana Idris I [pembuka Negara Maroko]
bin Maulana Abdullah Kamil bin Maulana Hasan al-Mutsanna bin Maulana Hasan as-Sibth
bin Sayyidina Ali karramallah wajhahu & Sayyidah Fatimah az-Zahra binti
Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW.
Beliau
dilahirkan pada tanggal 23 Sya’ban 1378 H. bertepatan tanggal 3 Maret 1959 M.
dikota Ben Slimane [daerah Casablanca – Maroko], hari itu juga bertepatan
dengan haul ke- 15 atas wafatnya seorang Hakim dan Guru besar Syekh Ahmad
Sukairij al-Anshari al-Khazraji, yaitu tanggal 23 Sya’ban 1363 H., adapun
menurut kalender Masehi bertepatan dengan hari kenaikan tahta raja Maroko Hasan
II.
Beliau
menghabiskan masa kecilnya di kota Tetouan, disana pula hatinya terbuka untuk
belajar membaca, menulis dan menghafal Alquran dengan riwayat Imam Warsy dari
Imam Nafi’. Setelah itu beliau kembali ke kota Rabat untuk menemui keluarganya,
disinilah beliau menyelesaikan pendidikan formal dari Dasar, Menengah, Atas,
sampai Perguruan Tinggi pada jurusan Sastra, Bahasa Arab dan Dirasat Islamiyah.
Kemudian beliau melanjutkan belajar ke Negara Mauritania selama 8 tahun hingga
memperoleh gelar Profesor.
Masuk Tarekat Tijaniyah:
Beliau
mulai berpegang teguh dengan Tarekat Tijaniyah pada usia yang masih muda
sekitar 15 tahun, yaitu pada tahun 1394 H (1974 M) dibawah bimbingan Sidi
Muhammad bin Abdellah yaitu seorang Mursyid di kota Rabat yang bertempat
tinggal didaerah Diourjami’ dekat Universitas Darul Hadits yang lama.
Mursyid
tersebut memiliki sebuah buku yang berisi data para ikhwan yang telah ditalqinnya,
ketika ingin menalqin Sidi Muhammad Radhi Genoun seperti biasa dia mengambil
buku tersebut yang terlihat sudah penuh dan hanya menyisakan satu baris saja,
yang tidak muat lagi kecuali hanya satu nama. Disitulah nama Muhammad Radhi
Genoun ditulis sebagai penutup para ikhwan dalam buku tersebut. Kemudian dalam
waktu dekat sang Mursyid tersebut wafat.
Pertemuan
penulis dengan beliau:
Pada
awal tahun 2012, penulis pertama kali berkunjung ke kediaman beliau di kota
Rabat. Rumahnya tidak jauh dari halte bus nomer 30 (waktu itu). Ramah dan murah
senyum merupakan tipikal beliau. Akhirnya, beliau memberikan hadiah beberapa
kitab sebelum saya berpamitan.
Kunjungan
ke Indonesia:
Pada
tahun 2013 beliau kali pertama berkunjung ke Indonesia. Disamping silaturrahim
dengan para ikhwan Tarekat Tijaniyah, beliau juga menyampaikan ceramah pada
acara Idul Khotmi yang digelar di kota Jember – Jawa Timur tersebut.
Kemudian,
kunjungan kedua pada tahun 2014 dalam even yang sama yakni Idul Khotmi ke 222
yang diselenggarakan di kota Brebes – Jawa Tengah, tepatnya 12-14 Desember
2014.
0 komentar:
Posting Komentar