Pembaca yang budiman,
Pada kesempatan
kali ini, marilah kita
tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa, yaitu
menjalankan segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya. Karena
sebaik-baiknya bekal menuju Akhirat adalah takwa.
Rasulullah SAW bersabda
:
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى
خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْل الله ...
“Artinya:
Islam itu dibangun diatas lima rukun: bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang benar kecuali Allah SWT dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya ... (HR.
Bukhori & Muslim, lih. Arbain nawawi)”.
Setelah
kita beriman kepada Allah SWT, selanjutnya kita beriman kepada Rasulullah
SAW itu merupakan pondasi yang utama,
karena seluruh pondasi yang lainnya dibangun atas dasar keimanan pada Allah dan
Rasul-Nya. Sehingga orang yang tidak beriman kepada Rasulullah SAW tidaklah sah
dan batal imannya, meskipun orang tersebut beriman kepada Allah SWT.
Itulah
arti penting iman kepada Rasul SAW yang merupakan pondasi agama islam dan amal ibadah lainnya. Karena kita
tidak dapat mengetahui tata cara beribadah kecuali dengan meniru dan
menjalankan segala amal ibadah yang telah Rasulullah ajarkan. Sehingga, jika
kita tidak percaya terhadap Rasul SAW, maka gugurlah amal kebaikan kita serta
dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Bahkan mereka yang ingkar kepada Rasul SAW akan ditimpa musibah dan adzab yang amat
pedih, sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT:
“Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih” (QS.
An-Nur :63).
Oleh
karena itu, hendaklah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat
yang telah diberikanNya, berupa nikmat Iman kepada Rasulullah SAW serta mengikuti dan mentaati sunah-sunah
Beliau.
Pembaca yang budiman,
Dalam bulan Sya’ban (jawa: Ruwah),
ada makna dan keistimewaan yang terkandung didalamnya. Tertuang dalam kitab “madza
fi sya’ban?” karya Sidi Muhammad Malik: “bahwasannya dinamakan bulan
Sya’ban
Sungguh Kami (sering)melihat
mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Kiblat
yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu kearah Masjidil Haram. Dan dimana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya”.
Cinta Kepada Rasul SAW. Sebagai Bukti Keimanan
Cinta Rasul SAW. merupakan bagian dari
cinta kita kepada Allah. Sebab, Cinta kepada Allah menuntut konsekuensi
mencintai semua yang Allah cinta dan membenci apa yang Allah benci, sehingga
mencintai rasulullah SAW. merupakan bukti keimanan kita kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Kemudian kecintaan kita haruslah dibarengi rasa ikhlas dalam mempraktikan
ajaran Beliau SAW yaitu dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya, sebab dengan ikhlas ibadah kita dapat menjadi sempurna, itu
merupakan tanda keimanan kita kepada Rasulullah, Sebagaimana firman Allah :
Katakanlah
(Muhammad), “jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu
dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran : 31).
Selanjutnya, setelah kita benar-benar cinta kepada
Rasulullah dan ikhlas mempraktekkan sunah Beliau SAW. kita dianjurkan dan diharuskan
untuk meneladani akhlak Rasulullah dalam setiap amal perbuatan kita, karena
tiada panutan yang paling sempurna kecuali Rasulullah SAW. dalam Alquran
dituturkan :
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab:21)
Demak, 26 Januari 2015
Ahmad Shohibul Muttaqin
0 komentar:
Posting Komentar