Betapa sedihnya ibunda Aisyah ra.
atas kejadian ini, di saat isu dari orang munafiq meledak, laksana bom atom
yang meluluh lantahkan kota Hirosyima dan Nagasaki. Pasalnya, ibunda Aisyah ra. di tuduh
selingkuh dengan Sofwan bin Muathol. Nah, bagaimana kisahnya mari kita
simak ..!
Alkisah : suatu ketika, setelah
peperangan dengan Bani Mustholiq berakhir, ibunda Aisyah ra. meminta izin
kepada Rasulullah saw. untuk keperluan, setelah itu Beliau berniat kembali
menuju rombongan Rasulullah saw. Namun, ujian menimpa ibunda Aisyah ra ;
kalungnya hilang. Sehingga Beliau memutar balikkan arah guna mencari kalung
tersebut sampai menemukannya. Setelah di dapatnya kalung itu, kemudian
bergegaslah Beliau tuk bergabung dengan rombongan. Tapi, tak di sangka
setibanya di tempat itu, rombongan Rasulullah saw. telah pulang menuju Madinah.
Akhirnya, Beliau memutuskan untuk
tetap berdiam diri di tempat itu, besar kemungkinan (dalam hati Beliau)
rombongan tersebut kembali ke tempat ini, karena aku tertinggal. Hingga fajar
menjelang, Beliau masih terlelap tidur seorang diri.
Lantas bagaimana bisa bertemu dengan
Sofwan bin Muathol ?
Sebagaimana di kisahkan, sosok
Sofwan bin Muathol yang di lukiskan sebagai protagonis ke-2, hanyalah seorang Controller
yang bertugas mengecek barang-barang prajurit yang telah pulang ke Madinah.
Fajar yang di penuhi kabut, serta
suasana remang-remang, pandangan Sofwan bin Muathol tertuju pada sosok bayangan
seseorang di tempat tersebut. Lalu, di hampirinya bayangan tersebut. “Innalillahi
wa ina ilaihi rojiun” jeritan Sofwan bin Muathol tatkala melihat bayangan
tersebut ialah istri Rasulullah saw. Sehingga terbangunlah ibunda Aisyah ra.
Karena mendengar jeritan Sofwan bin Muathol. Tiada kata yang terucap, tiada
mulut yang berucap dalam peristiwa itu, kecuali kalimat Tarji’ tersebut.
Kemudian, mereka bergegas pulang
menuju Madinah dengan mengendarai kuda, yang mana posisi ibunda Aisyah ra. naik
di atas kuda, sedangkan Sofwan bin Muathol menggandeng kuda tersebut dengan
berjalan kaki, sebagai khidmat kepada istri Rasulullah saw.
Setiba Beliau di Madinah, bukannya
di sambut dengan gembira, namun derita yang harus di pikul oleh ibunda Aisyah
ra. Berbagai cercaan, gunjingan serta isu-isu yang keluar dari mulut orang
Munafiq, yang menuduh ibunda Aisyah ra. selingkuh dengan Sofwan bin Muathol.
Hari demi hari berjalanlah isu tersebut, akan tetapi, tiada keputusan dari
Rasulullah saw. tentang kebenaran di pihak mana ? karena isu tersebut bagaikan
virus yang mematikan.
apakah kebenaran di kubu ibunda
Aisyah ra. atau di kubu orang Munafiq ?
Ringkas cerita, satu bulan kemudian
turunlah ayat Alquran yang menangkis tuduhan dari orang Munafiq :
{sesunguhnya orang-orang yang
membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu
mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari
mereka akan mendapat balasan dari dosa yang di perbuat dan barang siapa
diantara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang di perbuatnya ),
dia mendapat azab yang besar (pula).} QS. An-Nur (11).
Wallahu A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar